PENTINGNYA BAHASA DALAM MENUNJANG
PENDIDIKAN KARAKTER
Makalah
ini di susun dalam rangka memenuhi salah satu Tugas kelompok pada Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen
Pengampu : Nisa Afifah, S.S.M.Hum.
DI
SUSUN OLEH :
1. Muhammad
Ova L.B.H (33010190142)
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
KELAS D
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, tak lupa sholawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Besar
Muhammad S.A.W atas petunjuk dan risalah-Nya. Sehingga, makalah bejudul “PARAGRAF” ini dapat kami selesaikan
dengan lancar dan rapi pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Dan tak lupa
kami ucapkan atas doa restu juga dorongan dari berbagai pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini. Terutama kepada beliau guru
pembimbing kami yang senantiasa memberikan dukungan serta bimbingannya.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu, kami memohon maaf sebesar-besarnya dan kami sangat menghargai
atas akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini menjadi lebih baik.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan
manfaat dan wawasan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar
Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Definisi
Bahasa........................................................................................................ 2
B. Definisi
Pendidikan Karakter.................................................................................. 3
C. Kesinambungan
Bahasa Dalam Pendidikan Karakter............................................. 4
D. Kedudukan
dan Fungsi Bahasa Dalam Dunia Pendidikan..................................... 4
E. Penanaman
Pendidikan Karakter Melalui Bahasa................................................... 6
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
B. Kritik
dan Saran....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan karakter bisa dipengaruhi oleh banyak
hal, diantaranya keluarga, teman bergaul, lingkungan, bahasa dan banyak lagi
lainnya. Salah satu diantaranya yang paling berpengaruh adalah bahasa.
Dalam berkomunikasi bahasa merupakan suatu keharusan dan modal yang mampu
menunjukkan identitas diri. Baik dari situasi formal maupun non formal. Bahkan
bahasa yang dianggap sebagai budaya berpengaruh besar terhadap pembentukan
karakter.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas
dari pemakaian bahasa. Melalui bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide,
gagasan, pikiran, dan keinginannya dalam menyampaikan pendapat dan informasi.
Bahasa sebagai alat untuk berinteraksi dalam masyarakat memiliki sifat sosial.
Artinya, pemakaian bahasa digunakan oleh setiap lapisan masyarakat baik penutur
maupun mitra tutur sehingga mereka dapat saling memahami maknanya dengan baik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan bahasa?
2. Seberapa
besar pengaruh bahasa dalam menunjang pendidikan karakter yang sesuai dengan
kepribadian bangsa?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui makna dari bahasa.
2. Untuk
memahami seberapa besar pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Bahasa
Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi
lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar
bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang didalamnya selalu ada
nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti
kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota
bangsa.
Dari gambaran di atas, bahasa bisa didefinisikan
dari berbagai sudut pandang. Namun, definisi yang banyak dipakai orang adalah:
bahasa adalah susatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh
anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan beinteraksi antar
sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.
Sebagai kesimpulan untuk bagian ini, bisa dikatakan
bahwa bahasa adalah sebuah sistem atau lebih tepatnya sekelompok sistem (yaitu
sistem bunyi, sistem tata bahasa, sistem makna), dan bahwa variasi dalam
penggunaan bahasa sering kali bersifat sistematis juga. Namun, sekalipun bahasa
bersifat sistematis, bahasa tetap bisa digunakan secara kreatif dan inovatif.
Para ahli juga turut serta dalam mendefinisikan
bahasa. Beberapa diantaranya ialah:
1. Plato:
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan
anomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin
dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
2. Carrol:
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi
bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan atau yang dapat digunakan dalam
komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi
nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam
lingkungan hidup manusia.
3. Sudaryono:
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga
ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber
terjadinya kesalahpahaman.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat kita
simpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang mempunyai fungsi-fungsi, dan
ragam-ragam tertentu.
B.
Definisi
Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah hal yang penting sepanjang hidup manusia
karena pendidikan dapat menghasilkan manusia yang handal dan bermartabat.
Sebagaimana kita ketahui bersama, sistem pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1990: 389) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain: tabiat; watak. Dengan
demikian karakter (watak; tabiat) dapat dipahami sebagai sikap, tingkah laku
dan perbuatan baik atau buruk yang berhubungan dengan norma sosial. Pendidikan
karakter dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Diantaranya keluarga, teman,
lingkungan, bahasa, dan masih banyak lagi lainnya.
Dari gambaran di atas, dapat kita simpulkan
bahwasanya pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia yang terencana untuk
menanamkan nilai-nilai karakter tertentu dan memberdayakan potensi peserta
didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang
bermanfaat baik untuk diri sendiri, lingkungan sekitar, nusa dan bangsa.
C.
Kesinambungan
Bahasa Dalam Pendidikan Karakter
Seperti yang kita ketahui bahasa mencerminkan
bangsa. Itulah gambaran bagaimana hubungan bahasa dengan pendidikan karakter.
Bahasa yang notabennya sebagai alat komunikasi mempunyai dampak yang besar
terhadap perilaku manusia. Hal tersebutlah yang meyakini setiap tuturan yang
diucapkan manusia mempunyai karakter tersendiri. Karakter yang diungkapkan
dalam hal ini merujuk pada pedoman Kementrian Pendidikan Nasional mengenai
delapan belas karakter yang menjadi petunjuk pendidikan karakter, diantaranya
religius, jujur, disiplin, kerja keras, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, rasa ingin tahu, gemar
membaca, kreatif, mandiri, demokratis, cinta damai, menghargai prestasi,
toleransi, dan komunikatif.
Sesuai dengan kutipan yang mengatakan “Bahasa membantu individu dalam memahami
aturan-aturan yang berlaku di tempat tinggal, tempat belajar, dan tempat
bekerja serta tempat bermainnya. Semakin tinggi kemampuan berbahasanya semakin
tinggi pemahaman yang bisa dicapainya”,
dan juga kutipan yang menyatakan “Keunggulan
bangsa memerlukan keunggulan prestasi, sedangkan keunggulan prestasi memerlukan
keunggulan berpikir, dan keunggulan berpikir memerlukan keunggulan berbahasa”.
Kedua kutipan tersebut sama-sama menekankan penguasaan berbahasa yang baik.
Itu sudah cukup membuktikan betapa pentingnya memiliki kemampuan berbahasa yang
baik sebagai sebuah pondasi untuk mewujudkan pedoman Kementrian Pendidikan
Nasional dalam pendidikan karakter serta untuk menuju ke peradaban bangsa yang
lebih baik lagi.
D.
Kedudukan
dan Fungsi Bahasa Dalam Dunia Pendidikan
Bahasa selain menunjukkan budaya tetapi juga
kecerdasan personal seseorang (intelegensi linguistik). Bahasa mempunyai
peranan yang sangat penting dalam hidup manusia. Manusia sudah menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi antarsesamanya sejak berabad-abad silam. Bahasa
hadir sejalan dengan sejarah sosial komunitas-komunitas masyarakat atau bangsa.
Pemahaman bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal pokok manusia untuk
mengadakan interaksi sosial dengan sesamanya. Keraf (1980:03) yang menyatakan
bahwa bahasa apabila ditinjau dari dasar dan motif pertumbuhannya, bahasa berfungsi
sebagai:
1. Alat
untuk menyatakan ekspresi diri.
2. Alat
komunikasi.
3. Alat
untuk mengadakan integrasidan adaptasi sosial.
4. Alat
untuk mengadakan control sosial.
Empat fungsi yang diungkapkan Keraf diatas, salah
satunya menunjukkan cara yang bisa dikatagorikan sebagai lingkungan pendidikan
yaiu masyarakat. Didalam lingkungan daerah yang terisolir maupun daerah yang
jauh dari pusat kota, pendidikan di luar sekolah tentu saja yang berada dalam
masyarakat sangat dibutuhkan, karena bagi daerah seperti ini lingkungan
pendidikan yang menyediakan ilmu pengetahuan, keterampilan, atau performans
yang berfungsi dapat menggantikan pendidikan dasar utama. Pada ketetapan MPR
nomor IV/MPR/1988 tentang garis garis besar haluan Negara pada bab IV yaitu
pola umum pelita ke lima bagian pendidikan berbunyi sebagai berikut:
“Pendidikan merupakan proses budaya, untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia” pendidikan berlangsung seumur hidup dan dapat dilaksanakan didalam
Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, karena itu pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Sumarsono dan Paini Partana dalam Sosiolinguistik
menyatakan bahwa bahasa sebagai produk sosial atau produk budaya. Bahasa tidak
dapat dipisahkan dengan kebudayaan manusia. Sebagai produk sosial atau budaya,
bahasa berfungsi sebagai wadah aspirasi sosial, kegiatan dan perilaku
masyarakat, dan sebagai wadah penyingkapan budaya termasuk teknologi yang
diciptakan oleh masyarakat pemakai bahasa itu. Zainuddin juga mengutaran bahwa
Bahasa diperoleh dengan belajar, maksudnya tiap orang belajar bahasa dari
semenjak anak anak, dan lingkungan yang terdekat dan mampu memberikan
pendidikan bahasa salah satunya lingkungan keluarga.
E.
Penanaman
Pendidikan Karakter Melalui Bahasa
Seiring perkembangan zaman yang terus berubah,
memaksa pendidikan yang dinilai mempunyai peran besar harus pandai berinovasi,
Hamidjojo mengemukakan hal – hal yang memaksa adanya inovasi pendidikan antara
lain:
1. Besarnya
eksploasi pendidikan.
2. Melonjaknya
anspirasi dikalangan masyarakat luas, menambah makin berat dan besarnya
keperluan penduduk yang lebih baik.
3. Kurangnya
sumber.
4. Kelemahan
sistem.
5. Belum
mekarnya alat organisasi efektif.
Oleh sebab perihal tersebut, adanya
inovasi dalam perbaikan pendidikan di negara kita antara lain dengan adanya
pendidikan karakter, Koesuma dalam artikelnya menyatakan tujuan pendidikan
adalah untuk pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial si
subyek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Bagi Foerster,
karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter
menjadi identitas yang mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah. Dari
kematangan karakter seperti inilah, kualitas seseorang secara pribadi mampu
diukur.
Pendidikan berbasisi karakter merupakan salah
satu upaya dalam pembaharuan di dunia pendidikan, besar pengaruh penanaman
karakter pada anak dianggap sebaga hal pokok. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu
pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Menurut
Foerster ada empat ciri dasar dalam pendidikan karakter, yaitu:
1. Keteraturan
interior di mana setiap tindakan diukur berdasar hierarki nilai. Nilai menjadi
pedoman normatif setiap tindakan.
2. Koherensi
yang memberi keberanian, membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah
terombang-ambing pada situasi baru atau takut risiko. Koherensi merupakan dasar
yang membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak adanya koherensi meruntuhkan
kredibilitas seseorang.
3. Otonomi,
di situ seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi
nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan
pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak lain.
4. Keteguhan
dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna mengingini apa
yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas
komitmen yang dipilih.
Kematangan keempat karakter ini, lanjut Foerster,
memungkinkan manusia melewati tahap individualitas menuju personalitas. ”Orang-orang
modern sering mencampuradukkan antara individualitas dan personalitas, antara
aku alami dan aku rohani, antara independensi eksterior dan interior.” Karakter
inilah yang menentukan format seorang pribadi dalam segala tindakannya.
Pendapat Foerster ini semakin mendukung program pendidikan yang tidak hanya
berfungsi sebagai lembaga yang memberdayakan anak dalam pengertian kecerdasan
dan keterampilan melainkan program pendidikan juga menyadarkan tentang
pentingnya menjaga moralitas dan peningkatan kemampuan pertimbangan rasional
dalam pengambilan keputusan. Apabila segala fenomena tentang pentingnya
pendidikan tidak terealisasi dengan baik, maka keberhasilan pemperhati
pendidikan karakter akan mengalami kegagalan. Dampak yang dinilai sangat mempengaruhi
pendidikan anak adalah Lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Dan pemberian pendidikan akan tersampaikan dengan baik jika penggunaan bahasa
diberikan dengan tepat.
Bahasa yang sopan,baik dan tidak mampu
membuat anak merasa tertekan. Bahasa dapat pula berperan sebagai alat integrasi
sosial sekaligus alat adaptasi sosial, hal ini mengingat bahwa bangsa Indonesia
memiliki bahasa yang majemuk. Kemajemukan ini membutuhkan satu alat sebagai
pemersatu keberseragaman tersebut. Di sinilah fungsi bahasa sangat diperlukan
sebagai alat integrasi sosial. Bahasa disebut sebagai alat adaptasi sosial
apabila seseorang berada di suatu tempat yang memiliki perbedaan adat, tata
krama, dan aturan-aturan dari tempatnya berasal. Proses adaptasi ini akan berjalan
baik apabila terdapat sebuah alat yang membuat satu sama lainnya mengerti, alat
tersebut disebut bahasa. Dari uraian ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa
bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia.
Kartomiharjo (1982:1) menguraikan bahwa salah satu
butir sumpah pemuda adalah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. Dengan demikian bahasa dapat mengikat anggota-anggota masyarakat
pemakai bahasa menjadi masyarakat yang kuat, bersatu, dan maju. Lalu bagaimana
bahasa mulai bisa dikatakan berpengaruh terhapa proses pemberian pendidikan
karakter, ada lima slogan yang dikumandangkan oleh para pengamat AM/Moulton,
1961, dalam “ International Congress of Linguistic”, yakni:
1. Bahasa
adalah lisan, bukan tulisan.
2. Bahasa
adalah seperangkat kebiasaan.
3. Yang
diajarkan adalah bahasa, bukan tentang bahasa.
4. Bahasa
adalah yang diajarkanoleh si penutur asli.
5. Bahasa
adalah berbeda-beda.
Dari slogan tersebut ada satu hal yang dianggap
berpengaruh penting terhadap pendidikan karakter yaitu bahasa adalah
seperangkat kebiasaan, kebiasaan bisa dikatakan adat, dalam situs Wikipedia
menyebutkan bahwa adat ialah Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari
nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang
lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan
terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat
terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.
Stevick dalam Sudana menyatakan maksud
dari pengajaran bahasa adalah, meningkatkan harga diri, menumbuhkan pikiran
positif, meningkatkan pemahaman diri, menumbuhkna keakraban dengan orang lain,
dan mampu menemukan kelebihan dan kelemahan diri. Dari pernyataan tersebut
maksud pengjaran bahasa berorientasi pada pemerolehan nilai nilai sesuai
pendidikan karakter yaitu, menumbuhkan pikiran positif dan menumbuhkan
keakraban dengan orang lain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahasa adalah alat komunikasi antar individu dan
juga sebagai alat untuk menuangkan sebuah pikiran. Bahasa sebagai wahana pendidikan karakter
perlu direncanakan, dibina, dan dimodemkan. Strategi yang efisien dan efektif
untuk mewujudkannya ialah melalui pendidikan. Bahasa mencerminkan bangsa,
melalui data kebahasaan, kita dapat mengetahui karakter bangsa ini.
Bahasa sangatlah berperan penting dalam menunjang
karakter yang sesuai dengan jati diri bangsa. Sebagaimana kita ketahui,
kemampuan berbahasa yang baik memegang peranan penting dalam mewujudkan
peradaban bangsa dan mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mencetak generasi
penerus yang memiliki ketrampilan serta karakter yang baik.
B.
Kritik
dan Saran
Demikian
makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca. Apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai
penulis memohon maaf sebesar-besarnya. Kami juga mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Dardjowidjojo, Soenjono. 2014. Psikolinguistik:
Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Muslich, Masnur dan I Gusti Ngurah Oka. 2010. Perencanaan Bahasa Pada Era Globalisasi. Jakarta: Sinar Grafika
Offset.
Thomas, Linda dan Shan Wareing. 2007. Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suherdi, Didi. 2012. Rekonstruksi
Pendidikan Bahasa. Bandung: Celtics Press.
Sulistiyowati, Eni. 2013. “Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia” dalam Edukasia: Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam. Vol.8. No. 2. Kudus: STAIN Kudus.